Hal ini tidak lepas dari dua faktor utama, yaitu teknologi motor itu sendiri dan faktor joki atau rider. Ketika honda di puncak kejayaan, memang sudah bukan banyolan kalau teknologi mesin honda adalah yang terdepan kala itu, di tambah rider dengan bakat luar biasa yang bernama Valentino rossi. Maka honda ketika itu menjadi tim tak tersentuh oleh tim2 besar lain seperti ducati, suzuki apalagi yamaha yang kala itu di kenal sebagai motor paling boros soal bahan bahar, tidak tahan panas dan sparepart cepat rusak.
Oke, kita tinggalkan sejenak yamaha dan masalahnya. Lalu bagaimana dengan honda dan Rossi? Honda tentu saja di atas angin. Dengan prestasi seabrek, dan teknologi yang patut di banggakan. Namun ada yang mengganjal dengan pembalapnya yaitu valentino Rossi. Rossi merasa tidak enak hati mendengar desas desus kalau prestasinya id motogp hanya mendompleng atau memanfaatkan nama besar honda yang sudah bukan rahasia memiliki mesin aling yahud di antara mootor motoGP lain.
Maka tepat ketika tahun 2003 rossi memutuskan sebuah keputusan yang id anggap blunder oleh sebagian pengamat motoGP, dengan menanggapi undangan pihak yamaha untuk ganti tunggangan. Maka sejak tahun 2003 Rossi resmi menjadi rider tim yamaha. Mengapa hal ini di anggap sebuah blunder? Tidak lain adalah karena yamaha, adalah tim paling butut di kelas motoGP kala itu. Terahir tim ini juara adalah tahun 91 dengan pembalap wyne rainy. Setelah itu yamaha nyaris menjadi tim pelengkap di motoGP.
Namun mata dunia di buat melotot, ketika di musim 2004 debut pertama rossi dengan yamaha, rossi berhasil menunjukan taji sebagai pembalap kelas wahid. Rossi berhasil membawa yamaha dan tim menjuara seri demi seri dan ahirnya menjadi juara musim 2004. tidak berhenti disitu, rossi dan yamaha semakin menggila dengan menjuarai musim 2005, 2006,2007,2008,2009.
Kini, rossi sudah kembali melakukan hijrah, ke tim pabrikan kota asalnya italy yaitu tim Ducati. Sama dengan yang dia lakukan di yamaha ketika pertama bergabung, rossi kerap menjadi ujung tombak para mekanik dalam menyempurnakan motor secara teknis. Dan rossi masih dberjuang soal ini. Tim ducati measih terseok2 di jajaran belakang motoGP.
Bagaimana dengan yamaha setelah di tinggal Rossi. SEMAKIN DI BELAKANG!. Meski tidak terlalu di belakang. Atau lebih tepat posisi runer up setelah Honda.
Untuk duel dua tim pabrikan ini. Kita kerap menyaksikan dua buah tim saling adu teknologi. Soal skil pembalap bisa di katakan imbang dan tidak jauh beda. Terlihat, stoner dan jorge kerap saling salip di tikungan namun ketika jumppa track lurus jorge di asapi oleh stoner dengan mesin 212V-nya. Ini bukti bahwa teknologi honda jelas semakin di depan.
Perkaranya bukan soal yamaha yang semakin di belakang setelah di tinggal rossi. Tapi lebih kepada honda yang terus melakukan pengembangan, sementara yamaha stagnan di tempat dengan menggunkan teknologi jadul.
Buktinya, di musim 2011 lalu, honda keluar dengan mesin baru, 212V sementara yamaha masih asik sok di depan dengan menggunakan mesin jadul YZR-M1, yang notabene tunggangan Rossi di musim 2008,2009 dan 2010.
sekarang yamaha tentu menelan pil pahit dengan tidak menalukan pengambangan yang terlena dengan masa jaya ketika memiliki rider rossi. Mesin yamaha semakin jauuuuh di belakang. Kita tunggu saja di tahun 2012, apakah yamaha mampu menaklukan pasukan orange Honda dengan mesin yang terkenal kelas dewa dan mampu membuktikan omongan komeng kalau yamaha semakin di depan. Atau kita percayai saja fakta bahwa yamaha semakin di belakang dan jauh ketinggalan.
sumber:http://ceritamu.com/Ceritamu/Kiriman/Yamaha-Semakin-di-Belakang Description: Yamaha Semakin di Belakang, Benarkah? Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Yamaha Semakin di Belakang, Benarkah?
0 comments :
Posting Komentar