Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini sedang mengembangkan transportasi mass rapid transit berbasis rel. MRT diproyeksi mampu mengangkut ribuan penumpang tiap tiga menit dan menjadi proyek yang paling ditunggu warga Jakarta.
Bagaimana tidak, perjalanan Lebak Bulus-Kampung Bandan, yang biasanya ditempuh dalam waktu hampir dua jam, diharapkan bisa ditempuh hanya 52 menit dengan MRT. Hilang sudah rasa penat, kesal, dan kerugian akibat kemacetan di jalan.
Dibandingkan dengan kota-kota lain di Asia, MRT di Jakarta memang boleh dibilang sangat terlambat, apalagi melihat kondisi lalu lintas di Jakarta yang luar biasa padat akibat kendaraan pribadi menumpuk di jalan.
Namun, keterlambatan itu juga bisa membawa kelebihan karena MRT Jakarta bisa belajar dari kota-kota lain yang telah memiliki MRT. Kita bisa mendapatkan teknologi terkini dan belajar bagaimana negara tetangga tetap bisa menjaga MRT yang berkualitas. Bukan apa-apa, bangsa ini sudah sangat dikenal sebagai bangsa yang bisa membuat apa saja, tapi tidak bisa merawatnya dengan baik.
MRT Jakarta yang dibangun oleh PT MRT Jakarta, badan usaha milik daerah yang 99,5 persen sahamnya dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta dan 0,5 persen sisanya dimiliki PD Pasar Jaya ini, nantinya menjadi MRT yang tingkat layanannya sangat tinggi, baik keamanan, ketepatan, frekuensi, maupun kenyamanannya.
Didesain untuk tiba tiap tiga menit dengan toleransi keterlambatan paling lama hanya 20 detik, MRT membutuhkan ketepatan dan teknologi yang tinggi.
MRT Jakarta nantinya mengoperasikan 16 rangkaian kereta. Satu rangkaian akan terdiri dari enam kereta penumpang pada tahap awal dan akan terus dikembangkan menjadi delapan kereta penumpang. Setiap kereta penumpang mengangkut 170 orang yang duduk dan berdiri. Jumlah penumpang bisa dipadatkan hingga 300 orang pada jam-jam sibuk.
Jadi, di jam sibuk satu rangkaian kereta mampu mengangkut 1.800 penumpang dan dalam satu jam akan terangkut 36.000 penumpang. Apabila dirata-rata dengan jam tidak sibuk, diharapkan pada awal peluncuran MRT Jakarta bisa mengangkut 23.000 orang per jam per arah.
Koridor utara-selatan
Pembangunan MRT Jakarta pertama akan mengambil koridor selatan-utara, yakni Lebak Bulus-Kampung Bandan. Namun, pembangunan ini akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama pembangunan dimulai dari jalur Lebak Bulus-Bundaran HI. Panjang lintasannya mencapai 15,5 kilometer dengan tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah. Ditargetkan tahap I ini bisa beroperasi pada November 2016.
Ketiga belas stasiun itu adalah Lebak Bulus-Fatmawati-Cipete Raya-Haji Nawi-Blok A-Blok B-Sisingamangaraja-Bundaran Senayan-Istora-Bendungan Hilir-Setiabudi-Dukuh Atas-Bundaran HI.
Tahap kedua akan melanjutkan dari Bundaran HI ke Kampung Bandan dengan melewati delapan stasiun, yakni Sarinah-Monas-Harmoni-Sawah Besar-Mangga Besar-Glodok-Kota-Kampung Bandan. Pembangunannya akan dimulai sebelum tahap I beroperasi dan ditargetkan beroperasi paling lambat 2020.
Saat ini PT MRT Jakarta mempersiapkan pengembangan prastudi kelayakan untuk pembangunan koridor timur-barat. Koridor ini nantinya akan menghubungkan Bekasi-Jakarta-Tangerang. Ada dua alternatif jalur, yakni Cikarang-Monas-Balaraja atau Bekasi-Blok M-Balaraja. Jika studi kelayakannya positif, pembangunan koridor ini diprediksikan akan dilakukan pada 2024-2027.
0 comments :
Posting Komentar