Riau nan elok ini. Kawasan daerah Barelang yang memiliki sejuta pesona akan menjadi tujuan terakhir kami di Kep. Riau. Barelang memiliki sejuta aset potensi wisata, mulai dari wisata pantai, sejarah, hingga wisata pengetahuan tentang bagaiaman mengolah ikan laut. Selain itu Barelang kian dipercantik dengan hadirnya enam jembatan yang masing-masing berfungsi mengubungkan pulau-pulau yang ada di sekitar Batam dan tentu saja tiap jembatan tersebut pasti mempunyai panorama yang indah dan menawan.
Akhirnya aku dan Darto tiba juga di kawasan Barelang, dan jembatan Barelang satu menjadi destinasi pertama kami. "gila, kaya di Golden Gate San Francisco," tutur Darto sambil mengagumi jembatan Barelang satu yang megah. Ya, jembatan Barelang 1 memang amat megah, dihiasi dengan dengan baja-baja yang menjulur bagaikan sebuah kabel dan panorama yang mantap. Aku pun membayangkan bagaiamana romansa-nya jembatan ini pada malam hari tatkala sinar lampu akan memenuhi bentangan baja elastis ini.
Puas dengan Jembatan Barelang 1, kami pun langsung menuju destinasi wisata selanjut-nya. Namun sayang, perutku dan Darto sudah tidak bisa diajak berkompromi. Sebuah restoran di bawah kaki jembatan Barelang 5 nampak menyapaku dengan tawaran sajian sea food yang nikmat, tidak perlu pikir panjang aku dan Darto pun langsung menuju sea food bagaikan bajak laut yang menemukan Harta Karun. Luar biasa, itulah kata-kata yang ada di benak ku begitu melihat pemandangan di restoran yang berdiri di sekitar kaki jembatan 5 Barelang ini. Santapan gonggong, kerang kipas, dan ragam jenis sea food yang ada di restoran ini pun, menambah penjelajahan ku di Barelang ini menuju titik sempurna.
Tidak jauh dari restoran tersebut, sebuah patung Dewi Quan Im terlihat dengan elok. rasa penasaran aku dan Darto pun datang, sekejap kami lagnsung menghampiri tempat di mana Patung itu berdiri dan ternyata Patung berdiri di atas sebuah vihara dan merupakan pintu gerbang menuju objek wisata sejarah Camp Vietnam.
Camp vietnam dulu-nya adalah tempat orang Vietnam mengungsi karena negaranya sedang dalam situasi keos tepat-nya pada tahun 1970-an hingga 1980-an, Mereka menuju Pulau Galang hanya menggunakan perahu kayu. Setibanya mereka di Pulau Galang mereka langsung mendirikan sebuah perkampungan. Sebuah rumah sakit, gereja, vihara, barak hingga perahu yhang mereka gunakan di sini dapat kita nikmati di objek wisata sejarah ini. Selama perjalanan pun, kita akan ditemani bersama monyet-monyet liar. hmm, nampaknya menarik sekali bukan untuk menelusuri kawasan Barelang ini? selamat bertualang.
0 comments :
Posting Komentar