Berikut adalah para musisi Indonesia yang berasal dari pengamen atau penyanyi jalanan
Iwan Fals:

Lewat lagu-lagunya, ia 'memotret' suasana sosial kehidupan Indonesia di akhir tahun 1970-an hingga sekarang, serta kehidupan dunia pada umumnya, dan kehidupan itu sendiri. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya. Namun demikian, Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya sendiri tetapi juga sejumlah pencipta lain.
Mbah Surip

Menurut pengakuannya Mbah Surip termasuk orang yang senang sekolah, Mbah Surip memiliki ijazah SMP, ST, SMEA, STM, Drs. sama insinyur dan MBA. Selain sebagai penyanyi, Mbah SUrip pernah merasakan pengalaman bekerja di bidang pengeboran minyak, tambang berlian, emas, dan lain-lain bahkan pernah bekerja di luar negeri seperti Kanada, Texas, Yordania dan California.
Namun Merasa nasibnya kurang baik, Mbah Surip mencoba peruntungan dengan pergi ke Jakarta. Di Ibukota Jakarta, ia bergabung dengan beberapa komunitas seni seperti Teguh Karya, Aquila, Bulungan, dan Taman Ismail Marzuki. Pada suatu waktu, nasib menentukan lain. Mbah Surip mendapat kesempatan untuk rekaman dan akhirnya meraih kesuksesan seperti sekarang.
SLANK

CSC terdiri dari Bimo Setiawan (drum), Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bass), Uti (vokal), dan Well Welly (vokal), yang banyak mengekspresikan kecintaan pada lagu-lagu Rolling Stones. Namun Sayang, grup ini tidak bertahan dan membubarkan diri.
Seiring berkembangnya waktu, Slank mengalami perubahan personil sampai 14 kali pada 1996 yang bertahan hingga sekarang. Formasi terakhir yang dimulai dari album ke-7 Slank, terdiri dari Bimbim (drum), Kaka (vokal), Ivanka (bass), Ridho (gitar), dan Abdee (gitar).
Album Slank, di antaranya Suit-Suit....Hehehe (Gadis Sexy) (1990), Kampungan (1991), Piss (1993), Generasi Biru (1995), Minoritas (1996), Lagi Sedih (1996), Tujuh (1997), Mata Hati Reformasi (1998), 1999 (999), Virus (2001), Satu Satu (2003), Bajakan! (2003), Road to Peace (2004), Plur (2005), Slankisme (2006) dan Slow But Sure (2007).
Rencana Slank untuk Go International mulai terlihat di pertengahan 2008. Dengan kolaborasi dengan The Big Hip, sebuah band asal Jepang, menghasilkan sebuah album, THE BIG HIP. Hebatnya di album ini, Slank menggunakan 3 bahasa sekaligus, Indonesia, Jepang dan Inggris. Bagi para slanker, Slank bakal memberikan bonus berupa VCD Exclusive kegiatan Slank di Jepang bila pembelian kaset atau CD album terbaru Slank.
Gombloh

Gombloh mengenyam pendidikan di SMAN 5 Surabaya dan sempat belajar di jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember, (ITS) Surabaya.
Gombloh dikenal sebagai menciptakan lagu nasionalis, seperti Dewa Ruci, Gugur Gugur Bunga, Gaung Mojokerto-Surabaya, Indonesia Kami, Indonesiaku, Indonesiamu, Pesan Buat Negeriku dan BK. Lagunya berjudul Gebyar Gebyar banyak dinyanyikan hingga kini.
Lagu Gombloh juga mengangkat kisah tentang kehidupan rakyat kecil, seperti Doa Seorang Pelacur, Kilang-Kilang, Poligami Poligami, Nyanyi Anak Seorang Pencuri, Selamat Pagi Kotaku.
Gombloh meninggal di Surabaya, 9 Januari 1988 setelah lama menderita sakit. Tubuhnya yang kurus memang banyak menyimpan berbagai penyakit, ditambah kebiasaan merokoknya yang sulit dihilangkan.
Leo Kristi

Leo memasuki dunia Sekolah Dasar pada tahun 1961 di SD Kristen Surabaya. Setelah itu ia memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 1964. Pada masa ini Leo juga masuk ke Kursus Musik Dasar oleh Tino Kerdijk. Sekolah dilanjutkan di SMA Negeri 1 Surabaya pada tahun 1967. Ia sempat berkuliah di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Surabaya pada tahun 1971. Ia tidak menyelesaikan kuliahnya, namun di sinilah ia bertemu Gombloh dan mengawali karier sebagai pemusik keliling (trubadur).
Aris Idol

Aris berprofesi sebagai seorang pengamen di kereta listrik Jabotabek dan Terminal Kampung Melayu. Sehari-hari, Aris berangkat menuju tempatnya mulai mengamen sekitar pukul 1 siang dan baru pulang pukul 9 malam. Diam-diam keberangkatan Aris ke ajang Indonesian Idol tak direstui sang istri yang merasa takut jika nantinya terkenal, Aris akan selingkuh dan meninggalkan dirinya. Sebenarnya Aris hanya ingin memberikan yang terbaik bagi ketiga juri. Karena menurut Aris, mereka lah yang memberikan kesempatan seutuhnya bagi dirinya untuk bisa sampai ke tahap ini. Ia ingin menang agar bisa membuktikan dan membahagiakan anak-istrinya.
Ia dipanggil dengan sebutan "bibir menceng" oleh teman-temannya. Ia tinggal di Bintara dan suka mengamen di Stasiun Cakung.
Aris menikah dengan Rosillia Octo Fany pada 22 September 2007. Dari pernikahan ini, ia telah dikaruniai seorang putri, Mocalist Rasya Fatiruwllah
Klantink

Klantink saat ini sedang naik daun setelah berhasil menjuarai ajang Indonesia Mencara Bakat di Trans TV.
Didi Kempot

Didi Kempot lahir di Solo, Jawa Tengah, 31 Desember 1966. Ia adalah seorang penyanyi campursari yang juga putra pelawak kota Solo, Ranto Edi Gudel (Almarhum) yang lebih dikenal dengan nama Mbah Ranto.
0 comments :
Posting Komentar